Kamis, 30 Maret 2017

Reportase DAURAH Islam Rahmatan Lil Aalamiin #DPD 1Muslimah_HTI_Provinsi_Bengkulu “Syariah dan Khilafah Mewujudkan Rahmat bagi Seluruh Alam”









Demi menderaskan arus opini Islam Rahmatan Lil Áalamiin,  Muslimah HTI DPD I Bengkulu kembali menyelenggarakan Daurah IRA (Islam Rahmatan Lil Áalamiin).  Acara yang dihadiri tak kurang  dari 25 peserta  dari kalangan mahasiswi ini, diselenggarakan pada Hari Minggu 26 Maret 2017 di Kantor Sekretariat HTI Bengkulu.  Tema yang diangkat adalah “Syariah dan Khilafah Mewujudkan Rahmat bagi Seluruh Alam”.  Acara ini diadakan sebagai bentuk  kepedulian terhadap kondisi umat Islam yang kian hari kian memprihatinkan.  

Nining Tri Satria, S.Si (Ko. Media Muslimah HTI DPD I Provinsi Bengkulu) sebagai narasumber dalam Daurah IRA kali ini. Beliau memaparkan bagaimana berproses menjadi muslimah sejati yang dimulai dari memahami hakikat diri.

Beliau juga mengingatkan kembali firman Allah SWT

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِين
“Dan tiadalah Kami utus engkau (Ya Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam” (TQS. AL Anbiya 107)

Beliau  mengatakan bahwa Islam diturunkan oleh Allah SWT  kepada Nabi Muhammad SAW agar menjadi Rahmat tak hanya bagi umat Islam  tapi juga bagi  non muslim.  Ketika syariat-syariatNya diterapkan secara praktis dalam kehidupan maka tercapailah tujuan-tujuan mulia diantaranya terpeliharanya nasab, terpeliharanya akal, terpeliharanya kehormatan dan lain sebagainya.  Sayangnya pemikiran sekulerisme telah meracuni umat Islam sehingga mereka jauh dari syariat Islam.

Untuk itulah Beliau mengajak peserta bergabung bersama Hizbut Tahrir untuk memperjuangkan tegaknya Khilafah sebagai metode untuk menerapkan syariat Islam secara keseluruhan. Sebab  hanya dengan itulah Islam Rahmatan Lil Áalamiin akan terwujud, ujarnya.

Para peserta sangat antusias menyimak materi yang disampaikan oleh pembicara yang akrab dipanggil Mbak Nining ini. Tidak lupa pula, peserta diperkenalkan  Panji Rasulullah sebagai lambang persatuan umat Islam seluruh dunia. Acara ini diakhiri dengan doa dan foto bersama peserta dengan mengibarkan Panji Rasulullah.
Wallahu A’lam Bish Shawaab.



Rabu, 22 Maret 2017

#Reportase_Diskusi Terbatas Tokoh_Forum Mutiara Peradaban_Mewujudkan Pendidikan Ideal,Tanggung Jawab Siapa ?_DPD I Muslimah HTI Provinsi Bengkulu












Sebagai tindak lanjut dari Kampanye Khilafah dan Pendidikan yang sudah digelar beberapa waktu yang lalu, Muslimah HTI DPD I Bengkulu menyelenggarakan Diskusi Terbatas Tokoh  yaitu Forum Mutiara Peradaban (FORMUDA) dengan tema Mewujudkan Pendidikan Ideal,Tanggung Jawab Siapa ?.  Acara ini digelar pada Hari Rabu, 22 Maret 2017 di Orchid Room Hotel Samudera Dwinka Kota Bengkulu.

Pada sesi I, Ibu Sri Sulastri, SEI  menyampaikan materi dengan judul Quo Vadis Pendidikan Kita. Sebagai praktisi pendidikan, Beliau memaparkan fakta-fakta krisis pendidikan yang terjadi di Provinsi Bengkulu. Beliau memantik peserta dengan pertanyaan kritis, “Mengapa terjadi krisis di Bengkulu sementara Bengkulu memiliki SDM berprestasi dan SDA yang kaya ?”

Sesi ini mendapatkan respon dari sejumlah peserta.  Peserta dari kalangan praktisi pendidikan menilai bahwa dana pendidikan belum sepenuhnya diberikan oleh pemerintah. Sementara peserta wakil dari Kanwil Menag Provinsi Bengkulu menyatakan bahwa pendidikan agama yang kurang menjadi faktor penyebab munculnya krisis pendidikan.  Hal ini diperkuat lagi oleh pernyataan peserta perwakilan dari MUI Provinsi Bengkulu bahwa kurangnya pendidikan dari keluarga telah menyebabkan degradasi pada generasi yang notabene merupakan output pendidikan.

Pada sesi II, Ibu Fitri  Andusti menyampaikan materi dengan judul Sistem Pendidikan Islam, Mewujudkan Generasi Mulia Dan Peradaban Emas.  Beliau menjelaskan bahwa krisis pendidikan muncul karena dua faktor yaitu penguasaan SDA oleh para kapitalis dan sekulerisasi kurikulum.  Keduanya  menjadi sebab mahalnya biaya pendidikan dan split personality pada anak didik.  Beliau memantik peserta dengan pertanyaan, “Adakah solusi alternative bagi krisis pendidikan saat ini ?”.  Sebagai pemancing, Beliau menawarkan peserta untuk kembali kepada sistem pendidikan Islam yang telah terbukti mampu mewujudkan generasi emas dan peradaban mulia.

Suasana semakin menghangat dengan statemen salah seorang peserta Konferensi Perempuan Internasional Khilafah dan Pendidikan yang mengatakan bahwa pihak yang punya tanggung jawab besar dalam pendidikan adalah negara.  Negara harus menerapkan sistem pendidikan Islam sebagai satu-satunya sistem yang pernah berhasil mewujudkan manusia-manusia beradab dan sistem pendidikan yang dulu menjadi acuan barat.

Diskusi terbatas tokoh ini akhirnya melahirkan kesimpulan bahwa harus ada sinergi di antara pelaku pendidikan.  Negara sebagai pelaku pendidikan yang porsinya paling besar punya kewajiban untuk menerapkan sistem pendidikan Islam yang terbukti mampu menuntaskan persoalan dunia pendidikan dengan penyelesaian yang memuaskan akal, sesuai dengan fitrah manusia dan menentramkan jiwa.
Diskusi terbatas tokoh Forum Mutiara Peradaban ini dihadiri tidak kurang dari 20 orang peserta yang merupakan perwakilan dari berbagai instansi dan lembaga pendidikan seperti Kanwil Menag Provinsi Bengkulu, Dinas Diknas Provinsi Bengkulu,  Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bengkulu, MUI Provinsi Bengkulu, beberapa ormas Islam, organisasi profesi pendidikan dan juga para praktisi pendidikan.

Acara ini diliput oleh media online daerah.

http://redaksibengkulu.co.id/daerah/kota-bengkulu/muslimah-hti-bengkulu-generasi-muda-indonesia-sangat-mengkhawatirkan/


Kamis, 02 Maret 2017

Reportase Dauroh “Islam RahmatanLil’aalamin”, MHTI DPD I Bengkulu






Dalam rangka mensosialisasikan opini Islam rahmatan lil 'aalamiin, Muslimah HTI DPD I Bengkulu mengadakan Daurah Islam Rahmatan Lil Aalamiin. Dauroh ini diadakan di Kota Lebong Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu. Acara ini dihadiri kurang lebih 20 orang dari kalangan ibu-ibu, remaja dan masyarakat sekitar. Ustadzah Drg.Wardah Samanhudi (Aktivis Muslimah HTI Bengkulu) menjadi narasumber dalam acara tersebut.

Beliau menjelaskan bahwa untuk menjadi muslim sejati, seseorang harus memahami hakikat hidupnya darimana, untuk apa dan mau kemana sehingga seseorang akan hidup dengan terarah dan mantap. Hidup yang bermutu tinggi dengan keyakinan  akan  kehidupan yang abadi di akhirat.

Selain menekankan tentang akidah, narasumber juga memaparkan tentang dakwah yaitu dakwah melanjutkan kehidupan Islam yakni mengajak kaum muslimin kembali mengamalkan seluruh hukum Islam mulai dari persoalan aqidah, ibadah, makanan, minuman, pakaian, akhlaq, uqubat dan muamalah dengan jalan menegakkan syariah dan khilafah.

Syariat Islam merupakan pilihan syar’i sekaligus rasional untuk diterapkan dalam rangka mengubah kezaliman menjadi keadilan di tengah-tengah umat manusia, menyingkirkan kejahiliyahan dan nafsu hewani berganti oleh cahaya Islam.

Acara ini dilaksanakan pada hari Minggu, 26 Februari 2017 bertempat di Desa Kampung Muara Aman, Kabupaten Lebong. Acara ini dilaksanakan untuk menyadarkan umat bahwa “Islam RahmatanLil’alamin” akan terwujud melalui tegaknya Syariah dan Khilafah. Peserta begitu semangat dan antusias dalam menyimak pemaparan materi dari narasumber.




#Reportase_Diskusi Terbatas Himpunan Guru Inspiratif Divisi Dakwah Sekolah Muslimah HTI Provinsi Bengkulu







Sebagai bentuk dukungan terhadap Kampanye Global dan Konferensi Perempuan Internasional, yang akan diselenggarkan di Jakarta pada tanggal 11 Maret 2017 dengan tema Khilafah dan Pendidikan: Menghidupkan kembali Masa Keemasan,   Divisi Dakwah Sekolah Musli ah Hizbut Tahrir Indonesia DPD I Provinsi Bengkulu  menyelenggarakan Diskusi Terbatas Himpunan Guru Inspiratif dengan tema " Idealisme Guru Antara Realita dan Harapan" dengan peserta sekitar 14 orang peserta dari kalangan guru sekolah menengah.

Ustadzah Noza Ekawatj, S.Si. sebagai narasumber  memaparkan bahwa saat ini para guru telah kehilangan idealismenya.  Fakta telah menunjukkan bahwa saat ini guru lebih banyak melakuka transfer ilmu daripada transfer nilai kepada anak didik.  Beliau menambahkan bahwa tergerusnya idealisme guru disebabkan sekulerisasi dalam bidang pendidikan yang berdampak pada kegagalan   mencetak generasi  cemerlang yang sukses dunia & akhirat.

Peserta pun mencurahkan suara hati mereka dengan berpartisipasi  menandatangani surat terbuka guru inspiratif kepada penguasa.  Peserta  menginginkan kembalinya sistem  pendidikan Islam pada abad  keemasan dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyyah.
Acara ini diselemggarakan Ahad, 26 Februari 2017 bertempat di Kota  Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara.

Peserta antusian mendengarkan dan menyimak pemaparan materi. Dan  sebagai penutup, Ustadzah Noza Ekawati mengajak seluruh peserta untuk ikut berjuang bersama Hizbut Tahrir dalam perjuangan penegakan Syariah Dan Khilafah agar terwujud sistem pendidikan Islam yang diharapkan.

Reportase Focus Discussion Group (FGD) #Kampus_DPD 1Muslimah_HTI_Provinsi_Bengkulu “Pragmatisme Pendidikan Tinggi Memperburuk Nasib Rakyat; Mahasiswa Tuntut Pendidikan Islam”









Sebagai bentuk dukungan terhadap Kampanye Global dan Konferensi Perempuan Internasional, yang akan diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 11 Maret 2017 dengan tema Khilafah dan Pendidikan: Menghidupkan kembali Masa Keemasan, Divisi Dakwah Kampus MHTI  DPD I Provinsi Bengkulu menyelenggarakan Focus Discussion Group “Pragmatisme Pendidikan Tinggi Memperburuk Nasib Rakyat; Mahasiswa Tuntut Pendidikan Islam”. Acara ini dihadiri sekitar 25 peserta darikalanganaktivis mahasiswiutusan berbagai universitas yg ada di Kota Bengkulu.

Ustadzah Indah Kartika Sari, SP sebagai narasumber di acara FGD ini. Beliau mengungkapkan bahwa kualitas pendidikan tinggi diukur dari kualitas outputnya. Beliau memaparkan berbagai fakta dlm ranah pendidikan tinggi yg memprihatinkan. Kebanyakan mahasiswa saat ini sudah tergerus oleh gaya hidup hedonis, materialistis dan individualis. Selain itu, mahalnya biaya pendidikan tinggi telah membuat banyak mahasiswa tak berkesempatan mencicipi kesempatan duduk di bangku kuliah. Semua itu disebabkan oleh pemikiran pragmatisme yg melanda pendidikan tinggi.Pemikiran pragmatismetdk lain adalah upaya sekulerisme kampus dari agama dan meniadakan peran negara dlm pembiayaan pendidikan.

Selain mengungkapkan rusaknya pendidikan tinggi saat ini, Beliau juga menggambarkan tentang kejayaan pendidikan Islam pada masa Khilafah yang telah menorehkan sejarah dengan tinta emas. Hanya Islam yang bisa menjadi solusi dari pragmatime pendidikan saat ini. Sudah saatnya para mahasiswa berjuang mengembalikan syariah kaafah dalam sistem Khilafah, tukasnya.

Acara ini dilaksanakan pada Hari Ahad,26 Februari 2017bertempatdiSekretariat Hizbut Tahrir Indonesia Provinsi Bengkulu. Peserta begitu semangat dan antusias  menyimak pemaparan materi. Di akhir acara, semua peserta menyatakan komitmennya dan menuntut kembalinya pendidikan tinggi kelas dunia di bawah naungan Khilafah. Sebagai bentuk dukungannya, para peserta melakukan aksi tanda tangan sebagai bagian dari gerakan 1000 aktivis yang diselenggarakan oleh Lajnah Khusus Mahasiswa Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia.

Wallaahu A'lam bi ash shawaab

Pemuda Islam : Think About Palestine Not Valentine

Oleh Najmah Jauhariyyah (Pegiat Sosial Media Bengkulu) Manusia adalah makhluk yang mampu berfikir.  Dengan berfikir manusia menjadi makhlu...