Kamis, 29 Oktober 2015

Reportase Kajian Cermin Wanita Shalihah (KCWS) #DPD 1 Muslimah_HTI_Provinsi_Bengkulu “Nestapa Kabut Asap, Pemerintah Wajib Koreksi Total Tata Kelola Gambut”









Muslimah HTI Bengkulu menyelenggarakan "Kajian Cermin Wanita Shalihah “Nestapa Kabut Asap, Pemerintah Wajib Koreksi Total Tata Kelola Gambut” Acara ini dihadiri sekitar 75 peserta dari kalangan mahasiswa, guru dan ibu-ibu majelis taklim. Ustadzah  Sri Sulastri, SE dan Ustadzah Oca menjadi narasumber dalam kajian tersebut.  Keduanya memaparkan materi tentang " Nestapa Kabut Asap, Pemerintah Wajib Koreksi Total Tata Kelola Gambut. ia menyampaikan bahwa kabut asap yang saat ini menjadi bencana nasional merupakan salah satu bentuk kerusakan akibat ulah tangan manusia, Kabut asap tahun ini jauh lebih parah dari tahun lalu. Korban berjatuhan setiap hari, kabut asap yang tidak berkesudahan ini menyebabkan infeks saluran pernapasan akut (ISPA), mata merah yang menyerang dari berbagai kalangan anak-anak mampun orang tua. Pembakaran lahan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab ini semata-mata sebagai penghematan biaya demi lahan gambut, ini disebabkan akibat diterapkannya sistem kapitalisme dan liberalisasi Sumber Daya Alam (SDA) sehingga pihak asing maupun pihak kapital bebas mengelola sesuai kemauan sendiri tanpa ada ada aturan dari negara. Negara tidak boleh menyerahkan urusannya kepada swasta (privatisasi) karena akan menghilangkan penguasaan atas aset-aset milik umum, baik   sebagian maupun keseluruhan; baik sementara maupun selamanya; baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam sistem ekonomi kapitalis, kebebasan memiliki dan kebebasan berusaha dijamin oleh negara melalui undang-undang. Peran negara diminimalkan dalam kegiatan ekonomi dan hanya diposisikan sebagi regulator. Dengan demikian peluang swasta khususnya asing akan semakin besar dalam menguasai perekonomian negeri ini. Penggantinya adalah sistem ekonomi dan politik Islam. Hal itu bisa terwujud jika umat Islam dan tokoh umat secara bersama-sama berjuang untuk menegakkan kembali sistem ekonomi Islam di bawah  naungan Khilafah ar-Rasyidah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah.
Acara ini dilaksanakan pada hari Ahad, 25 Oktober 2015 bertempat di Sekretariat DPD I HTI Bengkulu,. acara ini dilaksanakan untuk menyampaikan opini kepada masyarakat bahwa bencana kabut asap adalah masalah sistemik dan itu dampak dari diterapkannya sistem kapitalis serta urgennya memperjuangkan syariah dan khilafah agar sumber daya alam kita benar-benar untuk kemaslahatan ummat. Peserta begitu semangat dan antusias dalam menyimak pemaparan materi dan fokus dalam mengikuti tahapan acara demi acara.

Wallahualam.

Rabu, 14 Oktober 2015

Reportase Forum Mutiara Untuk Peradaban (FORMUDA) #DPD 1 Muslimah_HTI_Provinsi_Bengkulu “Mewujudkan Islam Sebagai Rahmat Seluruh Alam”









Muslimah HTI Bengkulu menyelenggarakan "Forum Mutiara Untuk Peradaban “Mewujudkan Islam Sebagai Rahmat Seluruh Alam” Acara ini dihadiri sekitar 30 peserta dari kalangan mahasiswa, guru dan ibu-ibu majelis taklim. Adapun narasumber “FORMUDA” kali ini adalah Ustadzah drg. Wardah Samanhudi (Aktivis MHTI DPD 1 Bengkulu) dan Ustadzah Indah Kartika Sari, SP. (Ketua DPD 1 MHTI Provinsi Bengkulu) yang memaparkan materi tentang " Mewujudkan Islam Sebagai Rahmat Seluruh Alam”. ia menyampaikan bahwa ide Islam nusantara, Islam moderat, Islam liberal merupakan upaya orang-orang kafir untuk memadamkan cahaya (agama), sebagaimana tertera dalam AlQuran  “Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut-mulut mereka, dan Allah berkehendak menyempurnakan cahayaNya, meskipun orang-orang kafir itu  tidak menyukainya. ( QS at Taubah [10]:32)
kesalahan Islam nusantara yaitu konsep berfikir salah yakni mencampur adukkan  konsep, dalil dg fakta , kebiasaan dan pengamalan umat islam, asasnya salah : Islam lokal, Islam nusantara bukan Islam yg dibawa Rasulullah Muhammad saw. Dan bahaya Islam nusantara itu sendiri yaitu Sinkretisme, Memecah belah umat, dan umat makin sulit  dipersatukan serta ide Islam nusantara itu menafikan penerapan Syariah Islam secara kaffah dan formalisasi Syariah oleh negara– menolak khilafah. Syariat Islam merupakan pilihan syar’iy sekaligus rasional untuk diterapkan dalam rangka mengubah kezhaliman menjadi keadilan di tengah-tengah umat manusia, menyingkirkan kejahiliyahan dan hewani diganti oleh cahaya Islam, agar terwujud Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.
Acara ini dilaksanakan pada hari Ahad, 11 Oktober 2015 bertempat di Aula Vanda Hotel Samudera Dwinka Kota Bengkulu. Acara ini dilaksanakan untuk menyampaikan opini kepada masyarakat bagaimana kondisi dan fakta rusaknya cara berfikir umat Islam saat ini, dan masyarakat mampu membedakan antara haq dan yang batil. Peserta begitu semangat dan antusias dalam menyimak pemaparan materi dan fokus dalam mengikuti tahapan acara demi acara.

Wallahualam.

Pemuda Islam : Think About Palestine Not Valentine

Oleh Najmah Jauhariyyah (Pegiat Sosial Media Bengkulu) Manusia adalah makhluk yang mampu berfikir.  Dengan berfikir manusia menjadi makhlu...