Senin, 29 Juni 2015

Ramadhan, Raih Sukses Taqwa

GaulFresh. Com – Sobat gaul fresh yang di rahmati Allah..Hari ini kita sudah menginjak puasa hari yang kedua belas. Berarti puasa kita sudah mulai memasuki 10 hari yang kedua. Kita tahu bahwa puasa 10 hari yang kedua merupakan hari-hari yang diliputi oleh maghfirah (pengampunan) Allah. Tetap semangat dan kencengkan ibadahnya ya..In syaaLlah panen pahala dan ridhaNya. Dan yang lebih penting, tujuan dari puasa dapat kita raih yaitu sukses taqwa. Oleh karena itu jangan sia-siakan Ramadhanmu ini dengan hal-hal yang tak berguna apalagi perbuatan yang membuat Allah murka.
Berbicara tentang Ramadhan, berarti berbicara tentang salah satu aspek ajaran Islam yaitu puasa. Ketika Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk berpuasa maka bukan berarti hanya puasa secara fisik saja. Sebab puasa secara fisik yaitu sekedar menahan lapar dan dahaga bisa dilakukan oleh semua orang. Jangankan orang dewasa, anak kecil pun mampu melakukan. Rasul SAW telah mewanti wanti kita dengan perkataan Beliau yang mulia,” Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thabrani). Peringatan Rasul ini setidaknya mengingatkan kita akan dua hal. Pertama, apa tujuan kita berpuasa dan kedua, apa yang akan kita lakukan pasca Ramadhan.
Untuk pertanyaan pertama, al Quran secara tegas menjawab bahwa tujuan berpuasa adalah agar orang-orang yang berpuasa menjadi orang-orang yang bertaqwa. Jadi amat disayangkan jika pasca Ramadhan kita menjadi orang yang gagal taqwa. Seperti tahun-tahun sebelumnya, fenomena mencengangkan kembali kita temukan pada Ramadhan tahun ini. Masjid-masjid ramai tatkala hari-hari pertama Ramadhan dan kembali sepi saat menjelang akhir Ramadhan. Tontonan televisi marak dengan tayangan berbau Islami dan kembali berbau hedonis tatkala Ramadhan pergi. Tadarus al Qur’an tiap hari dilakukan dengan target khatam 30 juz, namun al Qur’an kembali tersimpan rapi di lemari-lemari buku tanpa tersentuh sampai Ramadhan datang lagi.
Dan yang lebih memprihatinkan Ramadhan tahun ini kemaksiyatan malah tambah menjadi-jadi. Tindak kriminalitas semakin parah. Harga kebutuhan pokok melambung tinggi. Kisruh antara para pejabat dan para politisi mengusik kedamaian Ramadhan. Konsumtifisme dan konsumerisme masih menjadi pola hidup sebagian besar umat Islam walau masih banyak saudaranya yang hidup dalam keadaan serba kekurangan. Tidakkah ini kita melihatnya sebagai indikator gagal taqwa ? Wal ‘iyaadzu biLlaah.. Pantas saja, pasca Ramadhan tidak ada yang banyak berubah dari umat Islam. Umat Islam masih saja menjadi umat kelas tiga. Jauh dari predikat umat terbaik. Itu semua karena umat Islam masih berpuasa karena rutinitas saja juga sebatas puasa fisik semata.
Padahal sejatinya puasa ibarat junnah (perisai) yang mampu mencegah manusia dari perbuatan-perbuatan dosa dan maksiyat. Oleh karena itu Ramadhan merupakan madrasah menuju ketaatan. Tempat menggembleng manusia menuju ketaqwaan sejati. Ketaqwaan sejati tercermin dari kesadaran dirinya untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah secara keseluruhannya (kaafah). Ketaatannya tidak hanya tercermin pada aspek ibadah ritual semata. Tapi juga ketaatan pada saat berpakaian, makan-minum, bergaul, bermu’malah dan aspek-aspek sosial kemasyarakatan lainnya.
Bercermin dari tradisi Ramadhan di masa Rasulullah, para shahabat dan para tabi’in, yang menghidupkan siang dan malam Ramadhan dengan aktivitas fully ibadah. Siang hari mereka berpuasa di tengah cuaca yang begitu terik dan di tengah padang pasir yang membakar. Tidak lantas membuat mereka berhenti dari berdakwah, berjihad dan menuntut ilmu. Betapa banyak penaklukan di berbagai wilayah yang terjadi pada bulan Ramadhan. Pertolongan Allah justru mereka dapatkan tatkala mereka berada dalam ketundukan yang sempurna. Ramadhan adalah tonggak peradaban pencetak umat terbaik pada masa generasi-generasi awal umat Islam.
Lantas bagaimana dengan kita ? akankah kita masih hidup dengan pola lama ? Ramadhan terkadang berlangsung rutinitas yang “kering” tanpa makna. Aktivitas Ramadhan masih seputar berleha-leha sambil menunggu waktu berbuka tiba, meninggalkan aktivitas dakwah dan menuntut ilmu dengan alasan capek, berburu makanan berbuka puasa hingga perilaku tabdzir, jalan-jalan habis subuhan yang bercampur baur laki-laki dan perempuan, cuci mata di mall-mall hingga permainan (games) yang melalaikan dengan alasan mengurangi suntuk.
Sungguh sayang sekali kalau tradisi lama masih kita pertahankan. Jangan sampai kita dicap oleh Rasulullah sebagai orang yang rugi puasa dan rugi tarawih karena dapat lapar dan haus saja juga cuma dapat capeknya saja. Kita ingin menjadi orang yang beruntung mendapatkan gelar taqwa. Sebab tidak ada lagi gelar tertinggi bagi seorang muslim selain gelar taqwa. Taqwa merupakan modal besar untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
So, freshkan pikiranmu..freshkan gaulmu. Kamu belum terlambat. Isi sisa-sisa hari Ramadhan ini dengan aktivitas yang mendatangkan pahala dan ridha Allah. Terlebih aktivitas yang berusaha mengembalikan umat ini pada kemuliaan dan kejayaannya. Agar kamu mengakhiri Ramadhan dengan senyum kemenangan sebagaimana Ramadhan meninggalkanmu dengan senyuman kerinduan bertemu kembali tahun depan. In sya-a Allah…

By :Indah Saliman (Kontributor GaulFresh.com)

http://gaulfresh.com/nafsiyah/ramadhan-raih-sukses-taqwa

Reportase Diskusi Terbatas (DISTAS) # DPD II Muslimah_HTI_Bengkulu Utara ”Dukungan bagi perempuan dan anak-anak Rohingya bagian dari khairu ummah yang kini tak bernegara di lautan”








Muslimah HTI Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu menyelenggarakan "Diskusi Terbatas: “Dukungan bagi perempuan dan anak-anak Rohingya bagian dari khairu ummah yang kini tak bernegara di lautan”
Acara ini dihadiri sekitar 20 peserta dari kalangan ibu-ibu majelis taklim. Adapun narasumber DISTAS kali ini adalah ibu. drg. Wardah Samanhudi (Aktivis MHTI DPD II Bengkulu Utara) yang memaparkan materi tentang " Dukungan bagi perempuan dan anak-anak Rohingya bagian dari khairu ummah yang kini tak bernegara di lautan”  ia memaparkan bahwa Krisis di Rohingya tidak akan pernah usai selama tembok penghalang yang bernama nasionalisme masih membelenggu pemikiran kamum muslimin, ide nasionalisme ini telah menghalangi kaum muslim untuk memberikan hak kepada saudaranya yaitu kaum muslim rohingya. Umat islam harus segera mengerahkan seluruh potensinya untuk mewujudkan kesatuan umat dan kekuatan politik yang menerapkan seluruh hukum Allah SWT dalam seluruh aspek kehidupan, hanya dengan inilah darah serta kehormatan kaum muslimin terjaga, dengan terpenuhinya keadilan, kesejahteraan dan perlindungan terhadap hak syar’i kaum muslimin diseluruh dunia, kekuatan politik itu adalah daulah Khilafah Islamiyah.
Acara ini dilaksanakan pada hari Ahad, 28 Juni 2015 bertempat di Mesjid Miftahul Khoir, Karang Indah Bengkulu Utara. Acara ini dilaksanakan untuk menyampaikan opini kepada masyarakat bagaimana kondisi saudara kita muslim rohingya saat ini yang dizalimi oleh penguasa di negaranya terutama bagi perempuan dan anak-anak serta urgennya memperjuangkan syariah dan khilafah. Peserta begitu semangat dan antusias dalam menyimak pemaparan materi dan fokus dalam mengikuti tahapan acara demi acara.

Wallahualam.





Reportase Daurah Keluarga # DPD 1 Muslimah_HTI_Bengkulu ” Menuju Keluarga Sakinah Dalam Ridho Allah SWT".










HTI Bengkulu menyelenggarakan Daurah Keluarga “Menuju Keluarga Sakinah Dalam Ridho Allah SWT ”
Acara ini dihadiri sekitar 30 peserta dari kalangan ibu-ibu majelis taklim. Adapun pemateri DAURAH kali ini adalah ibu. drg. Eka dewi (Aktivis MHTI DPD 1 BENGKULU) yang memaparkan materi tentang " Menuju Keluarga Sakinah Dalam Ridho Allah SWT”. ia menyampaikan Dalam keluarga yang dibangun atas landasan akidah Islam untuk beribadah kepada Allah swt, maka akan terwujudlah keluarga Samara. Masing - masing posisi dalam keluarga menyadari dan melaksanakan perannya sesuai syariat Allah. Ayah yang berkewajiban mencari nafkah, melindungi keluarga, mendidik istri. Ibu yang bertugas memenejemen rumah tangga sebagai al umm warabbatul bayt. Pendidik generasi cemerlang. Hanya dalam bingkai untuk meraih ridho Allah swt lah maka akan terwujud keliarga ideologis. Tak hanya untuk keluarganya namun juga untuk keluarga muslim lainnya. Misalnya keluarga muslim Rohingnya dan uygur china yang saat ini dalam kondisi menderita. Acara ini dilaksanakan pada hari Kamis, , 25 Juni 2015 bertempat di Mesjid Al Maranti, Air Sebakul Provinsi Bengkulu, acara ini dilaksanakan untuk menyampaikan opini kepada masyarakat bagaimana kondisi dan fakta kerusakan keluarga yang terjadi saat ini  disebabkan didalam keluarga tidak berfungsinya amanah masing-masing dalam keluarga antara suami-istri dan anak. Peserta begitu semangat dan antusias dalam menyimak pemaparan materi dan fokus dalam mengikuti tahapan acara demi acara dan insyaAllah para peserta siap mengikuti daurah berikutnya bersama MHTI Bengkulu.

Wallahualam.



Reportase Forum Muslimah Untuk Peradaban (FORMUDA) # DPD 1 Muslimah_HTI_Bengkulu “Edisi Spesial RPA 1436 H: ”Menjemput Khilafah, Menanti Janji Allah dan RasulNya






Muslimah HTI Bengkulu menyelenggarakan "Forum Muslimah Untuk Peradaban “Menjemput Khilafah, Menanti Janji Allah dan RasulNya ”
Acara ini dihadiri sekitar 50 peserta dari kalangan mahasiswa, guru dan ibu-ibu majelis taklim. Adapun narasumber FORMUDA kali ini adalah ibu. DR. Hj. Rahma Qomariyah (DPP MHTI) yang memaparkan materi tentang "Menjemput Khilafah, Menanti Janji Allah dan RasulNya”. ia menyampaikan bahwa Kondisi Faktual saat ini dengan diterapkan ide Kapitalisme-Liberalisme (Neo Liberalisme) menyebabkan kerusakan dimana-mana, yang menghasilkan aqidah sekuler dari sistem yang kufur. Oleh karena itu harus ada perubahan yang benar dengan cara meninggalkan aturan kufur secara kaffah dengan menerapkan syariah islam secara kaffah yaitu khilafah agar kita benar-benar menjadi khairu ummah (umat terbaik). Karena islam tidak hanya mengatur masalah  ibadah mahdhah semata, tetapi islam mengatur semua aspek kehidupan seperti muamalah (jual beli, profesi/bekerja, perusahaan, nikah, sosial, politik, budaya, pemerintah dan sebagainya). Adapun yang menjadi subyek pelaku syariah yaitu individu, kelompok dan negara. Karena Allah merupakan  tuhan kita bersama, bukan hanya milik Hizbut Tahrir, Muhammad nabi kita bersama bukan hanya nabinya Hizbut Tahrir dan Al-Quran merupakan kitab suci kita bersama bukan hanya kitab sucinya Hizbut Tahrir, Dan khilafah itu bukan hanya milik Hizbut Tahrir tapi milik semua kaum muslimin. Lalu, apa yang harus kita lakukan? 1. Menyadari kesalahan sistem kufur, 2. Meninggalkan sistem kufur, 3. Mengambil pemikiran, pemahaman, peraturan islam dan standar hidup halal-haram, 4. Menjadikan kita bagian dari perjuangan penegakan khilafah, 5. Mengajak umat berjuang menegakkan khilafah, 6. Bersama umat menuntut perubahan dengan cara meninggalkan peraturan kufur untuk tegaknya syariah dan khilafah. Khilafah pasti tegak karena itu adalah janji Allah.
Acara ini dilaksanakan pada hari Ahad, 24 Mei 2015 bertempat di Aula Vanda Hotel Samudera Dwinka Kota Bengkulu, acara ini dilaksanakan untuk menyampaikan opini kepada masyarakat bagaimana kondisi dan fakta kerusakan yang terjadi saat ini serta urgennya memperjuangkan syariah dan khilafah. Peserta begitu semangat dan antusias dalam menyimak pemaparan materi dan fokus dalam mengikuti tahapan acara demi acara.

Wallahualam.


Pemuda Islam : Think About Palestine Not Valentine

Oleh Najmah Jauhariyyah (Pegiat Sosial Media Bengkulu) Manusia adalah makhluk yang mampu berfikir.  Dengan berfikir manusia menjadi makhlu...