Selasa, 07 Juli 2015

Darurat Kekerasan Terhadap Anak, Di Mana Peran Negara ?

“Anak-anakmu bukanlah anakmu, tetapi mereka adalah anak zamannya”, begitulah ungkapan seorang penyair menggambarkan  zaman yang sangat berpengaruh terhadap kepribadian  anak. Ungkapan tersebut sangat tepat. Anak Indonesia saat ini dilingkupi oleh berbagai persoalan yang menggerogoti kehidupan dan kepribadiannya. 

Lalu bagaimana dengan kondisi kehidupan anak Indonesia saat ini? Sekalipun pemerintah selalu menghimbau untuk memperhatikan hak hidup, tumbuh berkembangnya serta aktualisasi anak di masyarakat, namun kenyataannya banyak anak Indonesia yang belum hidup bahagia, memiliki harapan dan cita-cita. Sebagian besar dari mereka masih hidup dalam suasana memprihatinkan, penuh kesedihan, jauh dari hak-hak anak yang seharusnya mereka terima.  Ada sekian juta yang mengalami gizi buruk. Tingkat prevalensi gizi kurang pada balita sampai 17,9 persen atau sekitar 3,7 juta balita mengalami  gizi buruk. Jumlah anak – anak terlantar sebanyak 5,4 juta orang. Dalam hal pendidikan, anak – anak usia 7- 15 tahun yang terancam putus sekolah  mencapai 13 juta anak. 

Apalagi sekarang kasus kekerasan anak kembali terjadi. Bahkan akhir-akhir ini semakin menunjukkan peningkatan.  Setelah kasus Angeline,  kekerasan  juga menimpa anak-anak lainnya di berbagai kota.  Kasus Angeline tidak lebih dari gunung es yang menjadi titik kulminasi  dari berbagai tindak kekerasan anak yang jumlahnya sudah sedemikian memprihatinkan.  Mirisnya, keluarga dan guru sebagai pihak terdekat anak yang seharusnya memberikan perlindungan dan keamanan justru berlaku sebagai  pelaku teror bagi anak.

Komisi Nasional Perlindungan Anak  memprediksi kasus kekerasan terhadap anak pada tahun 2015 akan terus mengalami peningkatan.  Hal itu dapat  terjadi apabila pemerintah, masyarakat dan keluarga tak melakukan tindakan pencegahan serta penanganan.  Selain kekerasan fisik, tindak kekerasan yang sering menimpa anak adalah penelantaran, eksploitasi, dan perdagangan anak (child trafficking). Kemudian, bentuk kejahatan seksual yang dialami anak-anak  juga bervariasi, mulai dari oral seks, sodomi, fedofilian, pencabulan, hingga perkosaan.

Berulangkali kekerasan anak terjadi, pemerintah hanya mengecam, membuat jargon tanpa ada perubahan dari segi aturan maupun sistem dalam menangani kekerasan anak.  Sebenarnya masalah anak telah diatur dalam UUD 1945 pada pasal 34 ayat 1 yang menyatakan bahwa anak terlantar merupakan tanggung jawab negara. Faktanya anak – anak terlantar semakin bertambah tiap tahunnya. Bahkan, nasib anak – anak tersebut tidak jelas. Mereka, tidak mendapatkan pemenuhan kebutuhan pokok berupa makanan, pakaian, dan rumah yang layak. Tidak sedikit dari mereka dibiarkan berbuat asusila (pornografi dan pornoaksi). Bahkan diantara mereka ada yang menjadi korban dan sekaligus pelaku perbuatan amoral tersebut.

Padahal anak  adalah asset generasi masa depan. Di tangan merekalah kredibilitas sebuah bangsa dipertaruhkan. Sebab masa depan Indonesia yang akan datang tergantung dengan kondisi generasinya. Namun sistem kapitalis sekuler yang menguasai Indonesia sampai hari ini telah menciptakan kondisi buruk bagi perkembangan fisik, kejiwaan dan perilaku anak. Banyak anak-anak yang tergadaikan hak-haknya karena kelalaian keluarga yang tidak mengerti bagaimana memenuhi hak anak-anak. Juga masyarakat yang sangat abai dengan lingkungan bersosialisasi anak. Sementara di sisi lain negara juga tidak peduli dengan jaminan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan juga keamanan anak dari berbagai tindak kekerasan.

Pemerintah masih mandul melahirkan regulasi yang menghasilkan perlindungan integral bagi anak. Negara baru hadir utk memberatkan sanksi bagi pelaku kekerasan sementara berbagai pihak justru memperparah kondisi dengan menyebarluaskan paham HAM dan kebebasan yang menghasilkan pribadi individualis dan abai terhadap lingkungan.  Pribadi individualis inilah yang kerap kali mengorbankan hak-hak anak.  Orang tua yang terlalu sibuk mengejar karir dan keluarga broken home disinyalir menjadi sebab utama kekerasan terhadap anak. Apalagi dengan situasi ekonomi sulit efek liberasasi ekonomi saat ini membuat orang tua tega mempekerjakan anak-anak mereka yang masih di bawah umur atau menelantarkan mereka.

Syariat Islam menganggap anak  sebagai investasi masa depan  yang berhak dipenuhi kebutuhan hidupnya secara optimal termasuk jaminan keamanan dan perlindungan.  Orang tua tidak boleh menelantarkan anak.  Jika mereka tidak mampu memberikan nafkah berupa sandang, pangan dan papan, maka pengasuhan anak akan diserahkan kepada  orang yang ditunjuk oleh negara atau walinya. Jika anak tidak memiliki wali  maka sebagai jalan terakhir negara yaitu  Khilafah akan mengambil tanggung jawab ini. Negara juga melakukan edukasi kepada para orang tua  tentang pendidikan dan pengasuhan anak serta memberikan sanksi yang tegas bagi orang tua yang melalaikan hak-hak anak.

Negara Khilafah akan menghilangkan semua sarana yang  membahayakan fisik dan kepribadian anak. Tayangan media massa dihilangkan dari konten kekerasan dan seksual  sehingga mencegah orang dari tindakan yang membahayakan anak.  Jika ada anak  yang mengalami kekerasan maka anak akan segera disembuhkan dari trauma kekerasan dengan landasan aqidah Islamiyah.  Anak tidak akan pernah ditanamkan kebencian dan dendam kepada orang tua yang pernah melakukan tindakan kekerasan kepadanya. 

Oleh karena itu, satu- satunya yang bisa menyelamatkan anak-anak Indonesia adalah sistem Khilafah. Dengannyalah, anak-anak Indonesia akan terlindungi dan akan hidup dalam suasana  bahagia dan sejahtera.  Tak heran generasi unggul pencetak peradaban maju dan terdepan dalam negara Khilafah adalah sebuah keniscayaan. [Indah Kartika Sari, SP (Ketua Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Dewan Pimpinan Daerah I Provinsi Bengkulu)] 

http://www.visimuslim.com/2015/07/darurat-kekerasan-terhadap-anak-di-mana-peran-negara.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=facebook

http://kupasbengkulu.com/darurat-kekerasan-terhadap-anak-dimana-peran-negara/

Jangan Tiru Cinta Terlarang Ala LGBT

GaulFresh. Com – Sahabat gaul fresh yang dicintai Allah..Ramadhan adalah bulan suci di mana setan-setan dibelenggu, pintu neraka di tutup rapat-rapat dan pintu surga di buka lebar-lebar. Seharusnya Ramadhan steril dari beragam perbuatan maksiyat. Tapi apa mau dikata, Ramadhan kembali ternoda. Tak tanggung-tanggung, setan-setan berwujud hawa nafsu manusia menyerukan cinta terlarang. Cinta yang bakal mendatangkan bala bencana bagi umat manusia.
Komunitas LGBT ternyata biang cinta terlarang ini. Kalau kamu rajin ngikutin berita, komunitas LGBT ini ternyata tengah mendapatkan berbagai sorotan. Mereka menggembar gemborkan cinta yang sungsang yaitu cinta yang tak sesuai dengan fitrah bahkan melanggar aturan Allah. Memang sih..kata pepatah cinta itu buta. Tapi tak perlu sampai butakan mata hati kita untuk memilih cinta yang terlarang. Bayangkan bro..sis..mereka membolehkan hubungan sejenis. Lelaki dengan lelaki atau perempuan dengan perempuan (homoseksual). Wal ‘iyaadzu billaah..
Jangan jauh-jauh cari LGBT sampai terbang ke Amrik. Di Indonesia dari dulu juga menjadi sarang komunitas glesbian dan gay ini. Mirisnya ada sebuah kota yang terkenal dengan kota santri tapi konon pertumbuhan LGBTnya sangat tinggi. Kalo dinasehati dengan agama, komunitas ini selalu cari dalih bahwa kelakuan mereka ini katanya sudah ditakdirkan sejak zaman azali. Secara tidak langsung berarti sama saja mereka menuduh Allah berlaku zalim terhadap mereka. Sungguh tidak waras akal mereka. Kamu-kamu harus tepuk dada tanda masih punya i
Perilaku abnormal dan tidak waras ini sebetulnya sudah ada sejak jaman dahulu kala. Bermula di jaman NabiyuLlaah Luth AS. Al Qur’an telah menceritakan laknat dan celaan Allah terhadap kaum Luth ini. Allah berfirman “dan (Kami juga telah mengutus) Luth,ketika dia berkata kepada kaumnya, Mengapa kamu melakukan perbuatan keji,yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini).”“Sungguh,kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.” (QS al A’raf : 80-81).
Sobat..Dalam hukum Islam, hubungan sesama lelaki diistilahkan sebagai liwath sementara hubungan sesama perempuan diistilahkan sebagai musahaqah. Tiada satu pun ulama di atas muka bumi Allah ini yang menghalalkan hubungan sungsang ini. Pengharamannya diambil dari hadits Nabi SAW, “Allah melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth”(Baginda Nabi mengulangnya sebanyak tiga kali)–HR An-Nasai dalam As-Sunan Al-Kubra-. Di masa Nabi Luth, Allah SWT tak tanggung-tanggung menghancurkan kaum Nabi Luth dengan siksaan yang membuat bulu kuduk kita merinding. Mereka ditenggelamkan ke dasar bumi melalui gempa yang maha dahsyat.
Seandainya hukum Islam diterapkan,tentu pelaku LG ini akan mendapatkan hukuman yang sangat keras yaitu dijatuhkan dari tempat yang tinggi lalu dilempari dengan batu. Namun sayang, mereka selalu berlindung di balik HAM demi mempertontonkan keliaran perilaku mereka. Pakar-pakar liberal selalu membela mereka. Hasilnya apa sobat ? Penyakit HIV AIDS semakin merajalela. Sampai bayi dan anak-anak tak berdosa pun menanggung akibatnya. Kalo sudah begini apa kita cuma diam saja. Apalagi kamu-kamu yang masih usia remaja sangat rentan tergoda perilaku bebas ini. Saat ini kampanye cinta terlarang LGBT tengah gencar dilakukan media massa termasuk artis remaja. Waspada terhadap lagunya JKT48. Kelompok penyanyi gadis-gadis muda cantik yang terkenal ini, ternyata salah satu lagunya berisi dukungan percintaan terhadap sesama jenis.
Duh, semakin pelik aja ya persoalan kita. Tapi tenang sobat..Kalo kamu meyakini Islam sebagai Way of Life tentu semua masalah ada jalan keluarnya. Fresh your mind dengan banyak mengkaji Islam. Mumpung Ramadhan masih ada di tengah kita. Saat yang tepat untuk meminta perlindungan Allah dari segala bentuk cinta terlarang. Dekatkan diri dengan Sang Maha Cinta. Dan jangan lupa selalu melibatkan diri dengan aktivitas mengembalikan kejayaan umat. Niscaya kamu semua akan menemukan cinta yang hakiki. So…..Jangan Tiru Cinta Terlarang Ala LGBT ya sobat!
By Indah Saliman
http://gaulfresh.com/nafsiyah/jangan-tiru-cinta-terlarang-ala-lgbt

Sabtu, 04 Juli 2015

Al Qur'an Di Dadaku



GaulFresh. Com –
Sahabat gaul fresh yang dirahmati Allah..Sudah berapa juz bacaan al Qur’an kamu sekarang ? Yuk berlomba mengkhatamkan al Qur’an. Membaca al Qur’an di bulan penuh berkah ini pahalanya berlipat ganda. Apalagi bulan istimewa ini adalah bulan di mana al Qur’an diturunkan. Setiap Ramadhan, Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah untuk membacakan dan mengajarkan al Qur’an. Khusus di bulan ini para salafus shalih meningkatkan frekuensi membaca al Qur’an sehingga mereka bisa mengkhatamkan al Qur’an sampai beberapa kali.
Imam az-Zuhri Rahimahullahu berkata pada saat memasuki bulan ramadhan, “Ini adalah bulan pembacaan AlQur’an dan pemberian makanan.” Imam Malik Rahimahullah meninggalkan pembacaan hadits dan majelis majelis ilmu lalu beliau memfokuskan diri untuk membaca Al Qur’an dengan memakai mushaf. Qatadah selalu mengkhatamkan Qur’an setiap tujuh malam, namun pada bulan Ramadhan, beliau mengkhatamkan Al-Quran dalam tiga hari, bahkan pada sepuluh malam terakhir, beliau mengkhatamkannya setiap malam. Ibrahim an Nakha’i Rahimahullah menkhatamkan Al-Quran setiap tiga malam dan pada sepuluh malam terakhir beliau mengkhatamkannya tiap dua malam di bulan Ramadhan.
Dan tidak hanya sekedar membacanya saja, Rasulullah dan para sahabatnya betul-betul membumikan al Qur’an dalam kehidupan sehari – hari juga ketika mereka berumah tangga, bermasyarakat bahkan saat mengurus negara. Sampai-sampai Ibunda ‘Aisyah RA saat ditanya sahabat tentang akhlak Rasulullah, beliau menjawab, “Beliau bagaikan al Qur’an yang berjalan..”. Ma sya-a Allah..Dengan al Qur’an Rasulullah telah menjadikan bumi dan seluruh isinya dipenuhi rahmat. Dengan al Qur’an, Rasulullah menghapuskan kebodohan (jahiliyah) dan mengangkat derajat manusia menjadi manusia-manusia ‘langit’.
Betapa kasih dan sayangnya Allah kepada kita dengan menurunkan al Qur’an. Dia menjadikan kalamNya sebagai petunjuk (al Huda), pembeda (al Furqan) antara yang benar (al Haq) dan yang salah (al Bathil) bahkan menjadi obat (asy syifaa’) seluruh penyakit . Membacanya bernilai ibadah. Menerapkannya membawa berkah dan ketenangan. Isinya menjadi solusi bagi permasalahan kehidupan hingga akhir zaman. Nah sobat, kira-kira ada buku atau kitab lain ga yang bisa menyamai al Qur’an ?
Pikir punya pikir, terkadang malu dengan perlakuan kita terhadap al Qur’an. Membacanya amat jarang kita lakukan. Kita lebih pede pegang kamus atau laptop daripada pegang al Qur’an. Kita kelabakan banget kalo pergi-pergi ga bawa HP tapi kita cuek saja al Qur’an tak ada di dalam tas kita. Hampir tiap menit, gadget kita longok tapi jarang sekali al Qur’an kita lirik. Hebohnya pas kamu-kamu di sekolah-sekolah kena penyakit kesurupan, baru deh bacaan al Qur’an dipake buat bacaan rukyah. Sedihnya ternyata al Qur’an hanya dipakai sebatas mengusir makhluk halus saja.
Padahal apa sih yang tak ada dalam al Qur’an. Semua hal mulai masalah kecil hingga masalah besar semua ada dalam al Qur’an. Al Qur’an berbicara bagaimana berakhlak yang mulia, berpakaian taqwa hingga makanan kita. Al Qur’an berbicara bagaimana bergaul, menikah, bermasyarakat hingga bermuamalah dengan non muslim. Kalo sekarang harga barang naik, pasti solusinya ada dalam al Qur’an. Angka kriminalitas tinggi, al Qur’an menunjukkan solusinya dengan sistem sanksi atau uqubat. Urusan kisruh politik dan pejabat, berpuluh- puluh ayat ditunjukkan al Qur’an. Urusan luar negeri, jangan ditanya pasti ada jawabannya dalam al Qur’an.
Jadi apalagi yang kita ragukan dari al Qur’an. Semuanya sudah terbukti manjur untuk selesaikan problem diri sendiri maupun problem orang banyak. Terbukti tuntas mengobati penyakit masyarakat dan negara. Oleh karena itu kita harus yakin 100 persen bahwa al Qur’an itu adalah warisan Rasulullah untuk selamatkan dan bahagiakan manusia di dunia dan akhirat. Sebagaimana sabda mulia beliau, “ Telah aku tinggal dua perkara yang kalian tidak akan pernah sesat selama-lamanya selama berpegang teguh kepada keduanya yaitu Kitabullah (al Qur’an) dan Sunnah RasulNya.
So..sahabat …pengen freshkan pikiranmu.. Sudah saatnya tinggalkan jargon “Garuda Di Dadaku”..Kembalilah kepada jargon “al Qur’an Di Dadaku”. Semoga Ramadhanmu kali ini semakin bermakna. Salaam.
Indah Saliman (Kontributor GaulFresh.com)

http://gaulfresh.com/nafsiyah/al-quran-dadaku

Pemuda Islam : Think About Palestine Not Valentine

Oleh Najmah Jauhariyyah (Pegiat Sosial Media Bengkulu) Manusia adalah makhluk yang mampu berfikir.  Dengan berfikir manusia menjadi makhlu...