Dari rumahlah harapan dan cita-cita bermula... Menuju pribadi yang unggul, keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah, masyarakat yang beradab dan negara penuh berkah di bawah naungan cahaya Ilahi...
Rabu, 16 Desember 2015
Senin, 07 Desember 2015
Belajar Bahasa Arab Dari Semut
Dalam belajar bahasa arab, terkadang metode dan guru tak lagi menjadi penarik hati untuk terus istiqamah belajar.
Walau metodenya bagus, gurunya interaktif, kapabel apalagi baik hati, tetap saja tak bisa membuatnya tertarik untuk terus dan terus mengerjakan latihan.
Ada yang baru berjalan beberapa langkah, tapi kemudian mundur dan tak melanjutkan lagi.
Ada yang sudah separo jalan, tiba-tiba terhenti di tengah jalan.
Bahkan ada yang sdh hampir mencapai finish, tiba2 stagnan di persimpangan jalan.
Dan lagi2, kita terlalu banyak berasumsi..
Selalu saja terbayang dalam benak kita, seolah-olah banyak sekali kesulitan dalam belajar bahasa arab. Bahasa arab itu sulit, teorinya banyak dan prakteknya susah. Tapi jarang memikirkan tentang banyak hal positif yang kita dapatkan jika kita mahir bahasa arab. Pandai bercakap-cakap dalam bahasa arab, menulis dan membaca teks-teks arab dalam al Quran dan hadist, ibadah dan zikir menjadi lebih khusu', jadi lebih faqqih fiddin dll.
Kenapa kita tidak tanamkan dalam benak kita bahwa "aku mau bisa, aku harus bisa dan aku paaasti bisa".. ketimbang "aku menyerah, aku kalah dan aku berhenti saja.."
Tidakkah kita bercermin pada kehidupan seekor hewan kecil bernama semut. Walaupun dengan segala keterbatasannya, namun semut punya semangat pantang menyerah. Walau harus jatuh berulang kali ketika menaiki tembok sambil membawa beban makanan. Tapi tekadnya sudah bulat. Aku harus bisa.
Drama semut kecil ini ternyata begitu menginspirasi seorang ulama ilmu nahwu yang terkenal, Al Kisa'i. Beliau hampir putus asa karena tak kunjung menguasai ilmu nahwu. Sampai akhirnya beliau mengamati bagaimana perjuangan hidup seekor semut. Andai saja beliau menyerah dalam belajar ilmu nahwu tentu kita sekarang tidak mendapatkan kemudahan dalam memahami bahasa arab.
Jadi...
Betapa pun banyak level yang kita harus jalani..Berapa pun banyak latihan yang harus kita kerjakan...Betapa pun lama waktu yang harus kita tempuh...dan betapa pun banyaknya infaq yang sudah kita keluarkan..yakinlah di sana pasti terbentang jalan keberhasilan untuk mahir dan jago bahasa arab.
Dan untuk bisa istiqamah belajar bahasa arab..
tak selalu semut yang menjadi sumber motivasi dan inspirasi...
======
Minat join bersama #Sajadah ?
Ketik Info #Sajadah
Kirim pesan whatsapp ke nomor
0813 6653 5486
===
Temui kami di Social Media
๐๐๐๐✅
INSTAGRAM:
LisanMulia
Twitter:
@LisanMulia
BBM:
74117777
Fanpage:
facebook.com/lisanmulia
Salam Ukhuwwah
๐
Mau Mencoba, Itu Kuncinya
By. Indah
Ketika anda ikut dalam sebuah kursus bahasa arab, sudahkan anda membuat target capaian ? Misalnya ikut program #Sajadah..dalam waktu 3 bulan, target anda mahir bahasa arab.
Kalo anda pemula, targetnya adalah mahir di teori inti bahasa arab dan mampu membuat kalimat sederhana…
Bagi yang sudah tingkat lanjutan, targetnya adalah dapat menterjemahkan teks-teks arab dan lancar bercakap-cakap bahasa arab fushah…
Tentu harapan itu tidak akan jadi kenyataan jika anda hanya menyimpannya dalam benak. Perlu langkah-langkah jitu untuk mencapai kesuksesan anda. Dan itu berawal dari “Mau Mencoba”..
"Mau Mencoba" adalah kunci untuk membuka pintu sukses. Sebab, dengan mencoba, Anda akan tahu bagaimana kesalahan, kegagalan, kesulitan, sehingga membuka pintu kemajuan bahasa arab anda.
Mari mencoba dengan melakukan beberapa langkah berikut ini:
1. Mencoba untuk memperbaharui niat kembali. Tanamkan selalu keikhlashan dalam belajar bahasa arab semata-mata untuk melaksanakan kewajiban thalabul ilmi dalam rangka meraih keridhaan Allah. Jauhkan belajar bahasa arab karena prestise juga karena mengikuti trend.. Bisa jadi kegagalan kita dalam bahasa arab berawal karena kurang ikhlasnya kita dalam belajar.
2. Mencoba memantapkan tujuan belajar bahasa arab. Ingat-ingat selalu tujuan kita belajar adalah untuk memahami bahasa al quran dan al Hadits agar lebih paham agama. Mungkin kegagalan kita belajar karena kita kurang fokus pada tujuan utama. Salah tujuan bisa berakibat konsistensi kita seringkali putus di tengah jalan. Jadi kalau memang awalnya hanya belajar percakapan karena ada rencana pergi ke tanah arab, setelah itu lanjutkan dengan belajar kaidah-kaidahnya.
3. Mencoba memperlancar bacaan al Qurรคn dan menulis tulisan arab. Mau tidak mau, lancarnya bacaan al Quran menjadi syarat utama keberhasilan kita belajar bahasa arab. Kaidah-kaidah bahasa arab sangat berhubungan dengan kaidah membaca al Quran. Kesalahan dalam panjang pendek bisa merubah arti. Fatal kan akibatnya.
4. Mencoba mencari metode belajar yang membuat kita merasa nyaman belajar. Di #Sajadah, peserta sudah mengakui bahwa mereka merasa nyaman belajar tanpa dikejar-kejar deadline. Kenyamanan dalam belajar memudahkan kita memahami pelajaran yang kita terima dari pembimbing.
5. Mencoba merutinkan latihan. Rasulullah mengajarkan untuk selalu merutinkan amal kebaikan walaupun sedikit. Dari pengalaman yang ada, jika seseorang mendawamkan latihan, maka pengaruhnya akan terus menempel di benak. Merutinkan latihan juga akan mencegah masuknya rasa malas, shg akhirnya membuat kita vakum belajar.
6. Mencoba mengatur ulang waktu kita. 24 jam akan terasa produktif dan efektif jika kita memanage dengan baik. Sesibuk apapun, tetap masukkan agenda belajar bahasa arab dalam prioritas pembagian waktu harian kita. Kita bisa memilih waktu-waktu fresh untuk mengerjakan latihan.
7. Mencoba untuk selalu sharing dengan pembimbing jika ada kesulitan dalam mengerjakan latihan. Pembimbing akan dengan senang hati memberikan kunci jawaban latihan. Jika anda merasa kurang puas dengan hasil latihan anda, mintalah kepada pembimbing tambahan latihan sampai anda memahaminya.
8. Mencoba untuk mengiqab (menghukum-red) diri kita sendiri saat kita merasa tidak mengalami progress dalam belajar. Ini yang dilakukan para pembelajar bahasa arab di masa lampau. Salah satunya dengan cara memberikan infaq. Mudah-mudahan ini menjadi washilah agar Allah memudahkan kita memahami bahasa nabiNya..
Selamat mencoba…
http://lisanmulia.com/
Ketika anda ikut dalam sebuah kursus bahasa arab, sudahkan anda membuat target capaian ? Misalnya ikut program #Sajadah..dalam waktu 3 bulan, target anda mahir bahasa arab.
Kalo anda pemula, targetnya adalah mahir di teori inti bahasa arab dan mampu membuat kalimat sederhana…
Bagi yang sudah tingkat lanjutan, targetnya adalah dapat menterjemahkan teks-teks arab dan lancar bercakap-cakap bahasa arab fushah…
Tentu harapan itu tidak akan jadi kenyataan jika anda hanya menyimpannya dalam benak. Perlu langkah-langkah jitu untuk mencapai kesuksesan anda. Dan itu berawal dari “Mau Mencoba”..
"Mau Mencoba" adalah kunci untuk membuka pintu sukses. Sebab, dengan mencoba, Anda akan tahu bagaimana kesalahan, kegagalan, kesulitan, sehingga membuka pintu kemajuan bahasa arab anda.
Mari mencoba dengan melakukan beberapa langkah berikut ini:
1. Mencoba untuk memperbaharui niat kembali. Tanamkan selalu keikhlashan dalam belajar bahasa arab semata-mata untuk melaksanakan kewajiban thalabul ilmi dalam rangka meraih keridhaan Allah. Jauhkan belajar bahasa arab karena prestise juga karena mengikuti trend.. Bisa jadi kegagalan kita dalam bahasa arab berawal karena kurang ikhlasnya kita dalam belajar.
2. Mencoba memantapkan tujuan belajar bahasa arab. Ingat-ingat selalu tujuan kita belajar adalah untuk memahami bahasa al quran dan al Hadits agar lebih paham agama. Mungkin kegagalan kita belajar karena kita kurang fokus pada tujuan utama. Salah tujuan bisa berakibat konsistensi kita seringkali putus di tengah jalan. Jadi kalau memang awalnya hanya belajar percakapan karena ada rencana pergi ke tanah arab, setelah itu lanjutkan dengan belajar kaidah-kaidahnya.
3. Mencoba memperlancar bacaan al Qurรคn dan menulis tulisan arab. Mau tidak mau, lancarnya bacaan al Quran menjadi syarat utama keberhasilan kita belajar bahasa arab. Kaidah-kaidah bahasa arab sangat berhubungan dengan kaidah membaca al Quran. Kesalahan dalam panjang pendek bisa merubah arti. Fatal kan akibatnya.
4. Mencoba mencari metode belajar yang membuat kita merasa nyaman belajar. Di #Sajadah, peserta sudah mengakui bahwa mereka merasa nyaman belajar tanpa dikejar-kejar deadline. Kenyamanan dalam belajar memudahkan kita memahami pelajaran yang kita terima dari pembimbing.
5. Mencoba merutinkan latihan. Rasulullah mengajarkan untuk selalu merutinkan amal kebaikan walaupun sedikit. Dari pengalaman yang ada, jika seseorang mendawamkan latihan, maka pengaruhnya akan terus menempel di benak. Merutinkan latihan juga akan mencegah masuknya rasa malas, shg akhirnya membuat kita vakum belajar.
6. Mencoba mengatur ulang waktu kita. 24 jam akan terasa produktif dan efektif jika kita memanage dengan baik. Sesibuk apapun, tetap masukkan agenda belajar bahasa arab dalam prioritas pembagian waktu harian kita. Kita bisa memilih waktu-waktu fresh untuk mengerjakan latihan.
7. Mencoba untuk selalu sharing dengan pembimbing jika ada kesulitan dalam mengerjakan latihan. Pembimbing akan dengan senang hati memberikan kunci jawaban latihan. Jika anda merasa kurang puas dengan hasil latihan anda, mintalah kepada pembimbing tambahan latihan sampai anda memahaminya.
8. Mencoba untuk mengiqab (menghukum-red) diri kita sendiri saat kita merasa tidak mengalami progress dalam belajar. Ini yang dilakukan para pembelajar bahasa arab di masa lampau. Salah satunya dengan cara memberikan infaq. Mudah-mudahan ini menjadi washilah agar Allah memudahkan kita memahami bahasa nabiNya..
Selamat mencoba…
http://lisanmulia.com/
Melihat "Kegagalan" Dari Kacamata Bahasa Arab
by: Indah
Kadang kita merasa putus asa dengan latihan bahasa arab yang tak juga mengalami kemajuan. Bahkan kita cenderung untuk stop belajar. Lantas menganggap kita gagal dalam memahami bahasa arab.
Kita sering merasa gagal setelah mengerjakan latihan tapi hasilnya tak memenuhi target setelah membandingkannya dengan kunci jawaban latihan.
Atau kita merasa gagal bahasa arab setelah kita berusaha menterjemahkan teks-teks arab, tapi tak bisa memahami isinya.
Memang benar…
Gagal itu terjadi bukan sebelum kita mengerjakan latihan tapi malah setelah kita melakukan satu latihan, bahkan terjadi setelah kita mengerjakan latihan demi latihan.
Seringkali justru kegagalan terjadi manakala seseorang sudah berhasil naik level.
Tapi karena menemukan secuil kesulitan, akhirnya step-step yang sudah dilakukan berakhir dengan vakumnya kita dari belajar bahasa arab.
Apalagi asumsi terhadap diri sering menjadi alasan yang membuat kita berhenti pada saat kita sebenarnya sedang menapaki pintu kesuksesan.
Kata-kata yang berhubungan dengan belajar seperti penilaian, target, level, materi dll sering menjadi momok yang menghentikan langkah kesuksesan kita.
Sebenarnya kita bukanlah sedang mengalami kegagalan. Kita sesungguhnya sedang mengalami keberhasilan.
Dibandingkan dengan yang belum belajar bahasa arab, kita sudah memulai belajar dengan bergabung dalam sebuah lembaga atau kursus privat misalnya.
Dibandingkan dengan yang belum mengerjakan latihan sama sekali, kita sudah menginjak latihan kedua, ketiga dan seterusnya bahkan sudah naik ke level yang lebih tinggi.
Percayalah, ada banyak sisi baik yang sudah kita dapatkan dari kesulitan demi kesulitan dalam mengerjakan latihan walaupun dari sisi penilaian mungkin masih jauh dari target jago apalagi mahir dan pakar.
Dan di sini..Di #Sajadah ..
Paling tidak, kita sudah berusaha mengenal bahasa mulia ini.
Paling tidak, kita jadi bertemu dengan banyak orang yang memiliki semangat belajar dari berbagai penjuru negeri.
Paling tidak, kita sering mendapatkan motivasi-motivasi yang inspiratif dan mencerahkan pikiran.
Paling tidak, walau lama tak latihan, admin/pembimbing masih menerima dan mengkoreksi latihan-latihan kita.
Dan di #Sajadah, tidak akan kena sanksi atau di DO…๐๐
Ini cuma di #Sajadah lho..๐
Jadi jangan takut untuk terus mencoba dan jangan takut pula dengan kata “gagal”.
Karena kata pepatah, kegagalan itu adalah kesuksesan yang tertunda. All right…
======
Yang ingin memulai kesuksesan, silahkan bergabung dengan mengetik
Info#Sajadah
kirim pesan whatsapp ke nomor
08125823240 (with charge)
082221113262 (free charge)
081366535486 (Indah)
http://lisanmulia.com/melihat-kegagalan-lewat-kacamata-bahasa-arab/
Reportase Mentoring Akbar, Rihlah #DPD 1 Muslimah_HTI_Bengkulu Chapter Kampus “Mentoring Akbar, Rihlah”
Muslimah HTI Bengkulu Chapter
Kampus menyelenggarakan
" Mentoring Akbar, Rihlah” dengan
tema “Menjadi Mahasiswa Hebat”
Acara ini dihadiri sekitar 42
peserta dari
kalangan mahasiswi. Adapun narasumber “Mentoring Akbar, Rihlah” kali ini adalah Mbak Nining
Tri Satria, S.Si (Aktivis
DPD 1 MHTI Bengkulu)
yang memaparkan materi
tentang 4 langkah menggapai pribadi terbaik.
Mbak
Nining mengajak
peserta untuk mengenali diri dengan langkah pertama yaitu menjawab 3 pertanyaan mendasar (uqdatul kubra) agar mampu menjadi pedoman untuk mengetahui arah serta tujuan hidup di dunia. Berikutnya adalah langkah yang kedua yaitu terima
diri yaitu dengan cara berpikir linier dan sistematis serta khas sesuai Islam. Kemudian langkah ketiga yaitu dengan cara mengembangkan diri. Setiap
peserta menancapkan motivasi berbuat yang kuat. Ingat “Piala-Pahala”,
begitu kata Mbak Nining. Berpikir untuk berbuat yang terbaik. Ingat “be your self”. Berbuat yang terbaik. Ingat “be the best, not be asa”. Tak lupa untuk mengiringi setiap perbuatan
dengan tawakkal. Ingat “insya
Allah”. Langkah berikutnya yaitu dengan
cara meningkatkan diri dalam berbuat kebaikan. Mbak Nining mengingatkan
setiap peserta untuk menggali potensi diri bahwa ”saya
pasti bisa”, apalagi mahasiswa sebagai agen of change dimana perubahan ada ditangannya. Tidak cukup bagi
mahasiswa menimba ilmu agama hanya di bangku kuliah tanpa adanya semangat dan inisiatif
mencarinya di luar kampus.
Acara ini
dilaksanakan pada hari Ahad, 06 Desember 2015 bertempat di Pantai Sungai Hitam,
Kota Bengkulu. Acara ini dilaksanakan untuk
menyampaikan opini kepada mahasiswi
bagaimana seharusnya menjadi
mahasiswa hebat, kritis dan peka terhadap kondisi ummat. Mahasiswi tidak hanya mumpuni dalam ilmu dunia, tapi mumpuni pula di bidang ilmu agama karena bekal ilmu
agama sebagai penghantar jalan menuju
syurga.
Peserta
begitu semangat dan antusias dalam menyimak pemaparan materi serta semangat
bertanya pada saat sesi tanya jawab dan fokus dalam mengikuti tahapan acara
demi acara.
Wallahualam.
Kamis, 03 Desember 2015
Uji Kompetensi Guru (UKG) Dan Paradoks Mutu Pendidikan
Tidak bisa dipungkiri bahwa kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas guru. Di tangan merekalah akan lahir generasi terbaik yang diidam-idamkan suatu bangsa. Terlebih kondisi saat ini, dunia pendidikan banyak tercoreng dengan prilaku guru yang tidak menunjukkan kredibilitasnya sebagai pendidik generasi. Banyak kasus yang menunjukkan hilangnya keteladanan seorang guru. Kejujuran para guru sudah mulai menghilang. Banyak guru yang terlibat dalam pembocoran soal-soal UN hanya karena khawatir anak didiknya banyak yang tidak lulus. Ada pula guru yang melakukan pelecehan seksual pada anak didiknya. Bahkan ada guru yang menyelewengkan dana bantuan operasional sekolah.
Tak heran jika hilangnya kredibilitas guru berpengaruh pada anak didik. Ungkapan “guru kencing berdiri, murid kencing berlari” memang benar adanya. Perilaku guru yang demikian mau tidak mau membentuk kepribadian anak didik yang tidak jauh dari kepribadian gurunya. Wajar kalau anak didik menjadi pribadi-pribadi cuek dan hedonis. Peningkatan kenakalan remaja disinyalir akibat sistem pendidikan yang menghilangkan keteladanan dari sang guru. Jika guru melakukan kecurangan, itu pulalah yang dilakukan anak didik. Jika guru melakukan pelecehan seksual dengan pemaksaan, anak-anak didik berfoya-foya dengan perilaku seks bebas atas dasar suka sama suka. Lantas apakah dunia pendidikan yang carut marut seperti ini bisa melahirkan sosok pemimpin yang kredibel dan kapabel ?
Dilandasi keprihatinan itulah, pemerintah dalam hal ini kemendikbud merasa perlu untuk mengevaluasi ulang kinerja guru. Saat ini sedang berlangsung Uji Kompetensi Guru (UKG) yang akan berakhir pada tanggal 27 November 2015. Guru se-Indonesia melaksanakan Ujian tersebut secara online dan langsung diketahui hasilnya dan saat ini sedang dirancang juga Penilaian Kinerja Guru (PKG) sebagai suatu kesatuan penilaian terhadap guru. Dalam situsnya, kemendikbud menjelaskan bahwa tujuan yang diharapkan dari UKG dan PKG adalah supaya guru-guru Indonesia menjadi insan yang mau terus belajar. Asumsinya kalau gurunya mau belajar maka para siswa pun lebih mau lagi belajar. Namun sayangnya di saat guru akan diuji kompetensinya, ternyata terjadi kebocoran soal dan jawaban yang dilakukan oleh para guru.
Apakah dengan dilaksanakannya ujian kompetensi guru (UKG) lantas persoalan dunia pendidikan akan selesai ? Padahal peningkatan mutu pendidikan tidak hanya terkait dengan kualitas guru. Banyak elemen pendidikan yang perlu dikritisi dan menjadi tanggung jawab semua pihak baik keluarga, masyarakat bahkan negara. Persoalan dunia pendidikan adalah persoalan sistemik yang melibatkan semua aspek. Peningkatan kualitas peserta didik tidak bisa selesai hanya dengan dilaksanakannya UKG. Selama paradigma sistem pendidikan kita masih mengacu pada sistem pendidikan sekuler maka problematika dunia pendidikan akan masih terus terjadi. Sistem pendidikan yang menafikan agama pada kurikulumnya menjadi sebab degradasi kepribadian dan mental anak didik. Belum lagi persoalan pembiayaan dunia pendidikan yang sangat membebani masyarakat. Pelajar yang cerdas dan berkepribadian baik seringkali tak dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena terbentur biaya.
Jamak dipahami bahwa permasalahan pendidikan kita bukan hanya masalah kualitas guru tapi juga bersinggungan dengan sistem keuangan, sistem peradilan, sistem pergaulan dan sebagainya. Oleh karena itu, penyelesaiannya juga membutuhkan solusi yang holistik. Sistem Pendidikan Islam merupakan solusi yang bisa diaplikasikan untuk meningkatkan kualitas guru maupun peserta didik karena penyelesaiannya dilakukan secara menyeluruh dalam Daulah Khilafah Islamiyah.
Dalam sistem pendidikan Islam, kurikulum pendidikan harus berbasis aqidah Islam yang akan membentuk kepribadian anak didik yang tangguh sekaligus menguasai saintek. Konsep multiple intelegen sepertinya hanya akan terwujud dalam sistem pendidikan Islam. Terbukti sistem Islam sudah melahirkan para cerdik cendikia dan para ulama mujtahid sekaligus mujahid seperti Ibnu Sina yang dokter namun juga seorang sastrawan. Dunia pernah mengenal al Farabi, seorang matematikawan tapi juga ahli ilmu alam. Dunia juga tidak akan melupakan penemuan-penemuan penting dalam dunia kedokteran, optic, matematika, geografi, ilmu alam, fisika dan lain-lain yang semuanya itu atas jasa ilmuwan Islam.
Dalam sistem pendidikan Islam, pembiayaan pendidikan dilakukan sepenuhnya oleh negara Khilafah. Semua pelajar menikmati fasilitas pendidikan secara gratis dan berkualitas. Hasil karya mereka berupa buku dihargai berat timbangannya dengan dinar dan dirham. Begitu pula halnya dengan guru. Gelar pahlawan tanpa tanda jasa rupanya tidak berlaku dalam sistem pendidikan Islam. Semua jerih payah dan jasa-jasa guru dibalas setimpal bahkan berlebih oleh negara. Pada masa Kekhilafahan Umar bin al-Khaththab saja, beliau memberikan gaji kepada para pengajar al-Quran masing-masing sebesar 15 dinar (1 dinar=4,25 gram emas. Jika 1 gram emas Rp 100.000,00, 1 dinar berarti setara dengan Rp 425.000,00. Artinya, gaji seorang guru ngaji adalah 15 (dinar) X Rp 425.000,00 = Rp 6.375.000,00). Ini berarti lebih dari 2 kali lipat dari gaji seorang guru besar (profesor) di Indonesia dengan pengabdian puluhan tahun. Tak heran, penghargaan yang luar biasa dari negara, membawa para guru di masa itu berlomba-lomba menjadi yang terdepan dalam profesionalitas, kapabilitas, integritas dan kredibilitas agar menjadi sosok teladan yang pantas digugu dan ditiru. Demikianlah dunia pendidikan di masa Khilafah telah sukses melahirkan generasi pemimpin yang tangguh dan cemerlang.
Reportase Kajian Cermin Wanita Shalihah (KCWS) "Hakikat Taubat Dari Maksiyat" #DPD 1 Muslimah_HTI_Provinsi_Bengkulu bekerjasama dengan BKMT Sungai Serut. “
Muslimah HTI
Bengkulu bekerjasama dengan BKMT Sungai Serut, MHTI Bengkulu Utara dan MHTI
Ketahun menyelenggarakan "Kajian Cermin Wanita Shalihah “ Hakikat Taubat Dari Maksiat ” Acara
ini dihadiri sekitar 200 peserta dari kalangan guru dan ibu-ibu majelis taklim.
Kali ini menghadirkan 3 pembicara yaitu Ustadzah Feliyanah, S.Pd, Ustadzah Drg. Wardah Samanhudi dan Ustadzah Noza
Ekawati, S.Si. Dalam acara ini dipaparkan materi tentang " Hakikat Taubat Dari Maksiat”. Para
pembicara menjelaskan bahwa taubat harus mencangkup beberapa hal
yaitu: 1. Menyesali perbuatan maksiat yang dilakukan; 2. Memohon
ampunan/beristigfar; 3. Mengqadha kewajiban yang harus di qadha; 4. Berazam untuk tidak mengulanginya lagi; 5. Mengembalikan
hak orang-orang yang sudah di zhalimi dan; 6. Menggiatkan diri dengan ketaatan
kepada Allah. Perwujudan dari taubat adalah sami’na wa atho’na, dengan melaksanakan Islam secara kaffah (menyeluruh). Selain itu para pembicara juga
mengkritisi kondisi generasi saat ini yang sudah sangat rusak. Maraknya paedofil
anak, kekerasan anak, pergaulan bebas, narkoba dan lain sebagainya notabene dilakukan
oleh para generasi muda sebagai generasi
penerus. Jika sekarang generasinya sudah rusak, bagaimana nasib
bangsa ini beberapa tahun ke depan?
Acara
ini mendapatkan respon positif dari peserta. Salah satu pertanyan dari peserta adalah tentang bagaimana cara mendidik anak sesuai
tuntutan zamannya.
Pembicara menanggapi bahwa dalam mendidik anak memang
harus
sesuai dengan zamannya. Orang tua harus memahami konsep pendidikan anak dalam Islam dan juga tidak gagap teknologi. Oleh karena itu orang tua harus memahami Islam dengan cara mengkaji
Islam. Pembicara mengajak para
peserta untuk ikut program “Yuk Ngaji”.
Acara ini
dilaksanakan pada Hari Jumat, 27 November 2015 bertempat di 3 kota yaitu di Masjid
Nurul Ihsan Kelurahan Tanjung Jaya Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu, di kediaman
Ibu Rifda D1 Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara dan di Masjid
Miftahul Khair Kompleks Padat Karya Kota Argamakmur Kabupaten Bengkulu Utara. Acara
ini dilaksanakan selain untuk syiar Islam, juga untuk merespon permasalahan yang menimpa umat
khususnya masalah perempuan,
keluarga dan generasi sesuai dengan pandangan Islam. Dan semua permasalahan yang menimpa
perempuan, keluarga dan generasi hanya bisa selesai dengan diterapkannya Islam
dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyah. Untuk itu, mari kita berjuang
bersama-sama untuk tegaknya Khilafah ar-Rasyidah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah.
Wallahu a’lam bish shawab.
Langganan:
Postingan (Atom)
Pemuda Islam : Think About Palestine Not Valentine
Oleh Najmah Jauhariyyah (Pegiat Sosial Media Bengkulu) Manusia adalah makhluk yang mampu berfikir. Dengan berfikir manusia menjadi makhlu...
-
Muslimah HTI Kampus Provinsi Bengkulu menyelenggarakan Diskusi Publik Mahasiswi “Mengenal Sistem Pendidikan Di E...
-
Muslimah HTI Bengkulu menyelenggarakan "Kajian Cermin Wanita Shalihah “Perempuan dan Anak Mulia, Bahagia, ...
-
AGAR RAMADHAN LEBIH BERMAKNA (Tulisan ini dimuat di Harian Rakyat Bengkulu, Jumat 20 Juli 2012) ...